Kebebasan perempuan dalam novel pengakuan eks parasit lajang karya Ayu Utami

Susanto, Yulius (2015) Kebebasan perempuan dalam novel pengakuan eks parasit lajang karya Ayu Utami. Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.

[thumbnail of ABSTRAK]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (289kB) | Preview
[thumbnail of BAB 1]
Preview
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf

Download (289kB) | Preview
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (444kB)
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (518kB)
[thumbnail of BAB 4]
Preview
Text (BAB 4)
BAB 4.pdf

Download (341kB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (312kB)

Abstract

Kamla Bhasin menganalogikan kehidupan manusia sebagai sebuah drama kolosal yang terdiri dari berbagai jutaan adegan, yang diperankan oleh laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki kedudukan, kewajiban dan hak yang sama. Akan menjadi masalah ketika keduanya saling memarginalkan, menyingkirkan, dan meniadakan peran pihak lain. Terjadinya ketimpangan, ketidakadilan dan diskriminasi sebagian besar dilakukan oleh para lelaki yang memiliki kuasa dan pengendalian dalam sebuah drama kolosal. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa saat ini laki-lakilah yang memiliki kuasa. Selama berabad-abad, bahkan mungkin sampai detik ini, perempuan adalah warga dunia kelas dua. Dengan kata lain, peradaban yang sedang berlaku sebenarnya adalah milik laki-laki. Penguasaan laki-laki terhadap perempuan pada akhirnya menimbulkan superioritas dalam diri laki-laki. Rasa superior dalam diri laki-laki inilah yang menyebabkan perlakukan dan tindakan ketidakadilan terhadap perempuan, seperti pelecehan seksual, pornografi, kekerasan fisik maupun psikis, dan lain sebagainya. Ketidakadilan sering dialami oleh perempuan. Ketidakadilan ini bukan disebabkan oleh kelemahan dan kebodohan perempuan, melainkan terjadinya ketidakadilan terhadap perempuan, karena perempuan adalah perempuan. Hal ini tentu tidak dapat diterima dan dibenarkan karena pada dasarnya manusia tidak pernah dapat memilih untuk dilahirkan dengan jenis laki-laki atau perempuan. Dilahirkan dengan jenis kelamin perempuan adalah sesuatu yang sifatnya kodrati. Berangkat dari keprihatinan terhadap ketidakadilan yang diterima oleh perempuan, muncul kesadaran dalam diri penulis bahwa perempuan haruslah bebas atau memiliki kebebasan bagi dirinya sendiri untuk bersikap, bertindak dan berpikir. Kebebasan adalah hal yang mendasar bagi manusia dan merupakan syarat penting bagi humanisasi. Kebebasan di sini diartikan sebagai kebebasan eksistensial. Kebebasan eksistensial menyatu dengan manusia sebagai pribadi. Melalui novel Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami, penulis untuk mengetahui bagaimana Ayu Utami mampu mendefinisikan kekhasan perempuan, tanpa terjebak kembali dalam kerangka kerja partriakal, sehingga perempuan memiliki kebebasan. Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mendalami dan memahami apa dan bagaimana Ayu Utami menjabarkan konsep kebebasan perempuan dalam novelnya Pengakuan Eks Parasit Lajang. Dengan dasar konsep kebebasan perempuan yang ditawarkan oleh Ayu Utami, penulisan karya tulis ini hendak memberikan sebuah pemikiran aktual bagi upaya konkret menghargai martabat perempuan lepas dari bayang-bayang diskriminatif. Dengan pemahaman akan kebebasan perempuan, diharapkan tercipta masyarakat yang bebas dari sekat-sekat diskriminasi, khususnya antara laki-laki dan perempuan. Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode studi pustaka dan metode Analisis Isi Sastra dalam perspektif feminisme. Tidak hanya menggunakan dua metode tersebut. Penulis juga akan melengkapi penyusunan skripsi ini dengan korespondensi antara penulis dengan Ayu Utami. Bertolak dari hasil analisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa pembacaan, pembahasan dan merefleksikan novel Ayu Utami, Pengakuan Eks Parasit Lajang seharusnya dapat membawa kita pada kesadaraan lebih tinggi mengenai manusia sebagai citra Allah. Keadaan manusia yang segambar dengan Allah ini kemudian membawa Ayu Utami kepada kesadaraan akan penghormatan dan pengakuan terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia, terutama soal kebebasan yang harus dimiliki oleh perempuan. Karena keinginan manusia untuk hidup dengan bebas merdeka merupakan salah satu keinginan insani yang amat mendasar. Perempuan selama berabad-abad berada di bawah penindasaan masyarakat yang patriarkal. Novel Ayu Utami, Pengakuan Eks Parasit Lajang adalah salah satu karya sastra yang mengungkapkan bagaimana penindasaan itu terjadi dalam konteks masyarakat di Indonesia dan perjuangan yang dilakukan kaum perempuan untuk memiliki hidup yang lebih baik melalui kebebasan yang mereka miliki. Namun perlu dicatat bahwa dasar perjuangan kaum perempuan di sini bukanlah balas dendam terhadap dominasi laki-laki, melainkan sebuah cita-cita yang diharapkan oleh Ayu Utami akan masyarakat yang adil, setara, dan bermartabat. Yang hendak dilawan adalah dominasi manusia satu atas manusia lain. Novel Ayu Utami, Pengakuan Eks Parasit Lajang membawa kita pada kesadaran akan banyaknya ketidakadilan yang dialami oleh perempuan di Indonesia, di antaranya: Marginalisasi, Stereotip Masyarakat, Subordinasi, Beban Ganda, dan Kekerasaan terhadap Perempuan. Masalah-masalah tersebut ditandai oleh perilaku laki-laki terhadap perempuan yang diungkapkan dan dapat diamati dalam hubungan kekeluargaan sehari-hari di rumah, khususnya dalam konteks nilai perkawinan dan keperawanan yang diagung-agungkan oleh budaya patriakal. Perbedaan perempuan dan laki-laki yang dibentuk secara sosial dipengaruhi oleh sistem kepercayaan/agama, budaya, sosial, politik, hukum, pendidikan dan lain-lain. Konstruksi sosial ini bisa berubah sesuai dengan konteks waktu, tempat, dan budaya. Oleh karena itu, dalam konteks perempuan di Indonesia, kesadaraan ini perlu ditumbuhkan seperti yang dilakukan oleh Ayu Utami. Melalui “A” tokohnya dalam Pengakuan Eks Parasit Lajang, Ayu Utami menghadirkan sosok perempuan Indonesia yang sejati. Perempuan Indonesia yang sejati adalah manusia yang berjiwa bebas atau merdeka. Kebebasan “A” terletak kepada kebebasan dari jeratan ketidakadilan yang dialami oleh perempuan. “A” melepaskan jeratan ketidakadilan itu pertama-tama melalui dirinya sendiri. “A” telah menunjukan kepada perempuan Indonesia bahwa mereka pun bisa menciptakan tindakan yang menunjukan kebebasanya sendiri, tanpa terikat bayang-bayang laki-laki. Dalam diri “A”, pembaca akan bisa melihat diri Ayu Utami. Pengakuan Eks Parasit Lajang, ditulis Ayu Utami ketika ia dalam kondisi yang jauh dari pribadi yang bebas sebagai perempuan Indonesia. Ayu Utami menyodorkan sebuah solusi yang bisa membawa perempuan Indonesia keluar dari aneka macam ketidakadilan yang dialami oleh perempuan. Solusi tersebut adalah sebuah konsep yang harus dimiliki oleh perempuan yang menunjukkan diri sebagai perempuan yang bebas yaitu melalui prinsip hidup adalah permainan dan menjadi perempuan yang bebas. Kata kunci : feminisme, kebebasan, ketidakadilan, game, nilai keadilan, patriarkal, gender, marginalisasi, stereotip, subordinasi, beban ganda dan kekerasan terhadap perempuan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: ["eprint_fieldopt_department_Faculty of Philosophy" not defined]
Subjects: Philosophy
Divisions: Faculty of Philosophy > Philosophy Science Study Program
Depositing User: stefanus redhitya
Date Deposited: 07 Jun 2018 07:44
Last Modified: 07 Jun 2018 07:44
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/14677

Actions (login required)

View Item View Item