Gagasan keadilan menurut Amartya Sen (Telaah terhadap buku The Idea of Justice Part III)

Widiono, Handy (2018) Gagasan keadilan menurut Amartya Sen (Telaah terhadap buku The Idea of Justice Part III). Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.

[thumbnail of ABSTRAK]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of BAB 1]
Preview
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf

Download (193kB) | Preview
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (236kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (296kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 4] Text (BAB 4)
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (127kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 5]
Preview
Text (BAB 5)
BAB 5.pdf

Download (73kB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Pada masa kontemporer, pencarian makna keadilan masih berlanjut. Salah satu pemikir tentang keadilan adalah Amartya Sen. Sen memulai pembahasan keadilannya dari pengenalan ketidakadilan dalam hidup sehari-hari. Dari peristiwa ketidakadilan ini, orang secara intuitif mengetahui bahwa peristiwa tersebut tidak adil dan memacu orang untuk mulai bertanya apa itu keadilan. Saat orang bertanya tentang keadilan, orang akan dibawa pada pencarian makna dari kebebasan dan apa yang berharga dalam hidupnya. Berangkat dari pencarian makna keadilan dan kebebasan dalam hidup sehari-hari, Sen menawarkan ruang eksplorasi yang cukup luas dalam diskusi keadilan di era kontemporer ini. Yang menjadi pertanyaan utama penulis dalam tulisan ini adalah apakah gagasan keadilan menurut Amartya Sen dalam buku The Idea of Justice khususnya pada Bagian III? Gagasan keadilan Sen berangkat dari kehidupan sehari-hari. Dari kehidupan sehari-hari, kita lebih mudah mendeteksi ketidakadilan. Saat sudah merasakaan terjadinya ketidakadilan, orang tersebut mulai mempertanyakan kebebasan. Bagi Sen, kebebasan merupakan aspek yang sangat penting dalam diskusi tentang keadilan. Menurutnya, kebebasan mempunyai dua aspek, yaitu kesempatan dan proses. Dari aspek kesempatan, kita bisa bertanya apakah orang mempunyai kesempatan untuk mewujudkan yang diingini dan pilihan hidupnya. Aspek proses berbicara tentang apakah orang bisa meraih apa yang diingini dan sudah dipilihnya. Dari kedua aspek ini, Sen mau menghargai keragaman kekayaan hidup manusia. Sen menawarkan pendekatan kapabilitas sebagai penghargaan keragaman kekayaan hidup manusia. Pendekatan kapabilitas mau menilai kebebasan dan keadilan yang berkaitan erat dengan kesempatan dan proses yang dimiliki seseorang. Kapabilitas berkaitan dengan kombinasi fungsi dari keragaman situasi dan aktivitas manusia untuk mewujudkan pilihan hidupnya. Salah satu persoalan yang disorot dengan serius adalah adanya upaya menyeragamkan fungsi dan kapabilitas manusia pada kegunaan, pendapatan dan kekayaan saja. Penyeragaman ini dapat mengurangi keragaman kekayaan hidup manusia. Kesempatan aktual tidak terlepas dari hidup seseorang di masyarakat dengan identitas pluralnya dan rentetan kontrol tidak langsung. Identitas plural yang memungkinkan adanya alternatif ide dan rentetan kontrol tidak langsung membuat kebebasan seseorang selalu berhubugan dengan kekuasaan efektif dan kebebasan efektif pemangku kebijakan. Dalam hal ini, kebijakan publik dapat dibuat dengan kesepakatan di antara pemangku kebijakan dan anggota masyarakatnya sebagai upaya untuk melampaui kepentingan diri yang menjadi tendensi setiap orang dalam memutuskan sesuatu. Kesepakatan ini tetap melihat tuntutan minimal yang dimiliki setiap orang. Kita juga perlu menyadari bahwa kesepakatan tersebut dibuat karena orang dikendalikan oleh hasrat dan nafsunya daripada pilihan rasional kebutuhan dasar mereka. Kesepakatan yang baik dapat mengurangi ketidakadilan. Bagi Sen, keragaman persepsi pribadi maupun dalam masyarakat menjadi keragaman kekayaan hidup manusia. Jembatan dialog dapat menjembatani perbedaan persepsi dan keragaman persepsi yang ada. Bila jembatan dialog bisa terwujud maka bias-bias persepsi dapat dikurangi. Bila bias-bias persepsi dapat dikurangi, ketidakadilan dapat berkurang pula. Penulis melihat relevansi pemikiran Sen dalam penelusuran proses verifikasi data orang miskin di paroki Santa Maria Tak Bercela (SMTB), Ngagel, Surabaya. Proses verifikasi data melibatkan tim Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE), tim verifikator data (surveyor), tim ahli dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Berangkat dari realitas sehari-hari, kepala paroki berusaha mendekati dan memotret karakteristik warganya yang berhubungan dengan kebutuhan pilihan hidup warganya yang beragam. Menurut penulis, hal ini terkait dengan prinsip non-commensurability yang menghargai setiap perbedaan. Prinsip non-commensurability tidak mereduksi kekayaan hidup manusia hanya pada kegunaan, pendapatan maupun kekayaan saja. Prinsip non-commensurability juga terjadi pada pengetahuan dan persepsi yang dimiliki oleh kepala paroki, tim PSE, tim ahli UKWMS dan tim verifikator. Bila setiap pihak menutup dirinya bagi persepsi maupun pengetahuan orang lain, bias-bias persepsi terjadi. Bias-bias persepsi ini dapat diatasi dengan jalinan komunikasi dan jembatan dialog yang baik antara setiap pihak. Jembatan dialog dapat menjembatani keragaman persepsi dan pengetahuan yang ada agar terjadi perluasan persepsi dan pengetahuan. Perluasan persepsi dan pengetahuan dapat memunculkan alternatif-alternatif baru sehingga ketidakadilan dapat dikurangi. Penulis melihat bahwa pendekatan kapabilitas Sen dapat berguna untuk menganalisa proses pemberian bantuan. Pencapaian kapabilitas tertentu dapat diterapkan oleh Tim PSE dengan suatu ukuran standart tertentu yang perlu dipenuhi oleh penerima bantuan. Penggunaan standart ini bisa memacu penerima bantuan untuk berusaha keras agar pilihan hidupnya atau apa yang diinginkan dapat tercapai. Terkait dengan semua ini, penulis melihat bahwa pemangku kebijakan dan jajarannya tidak bisa mengandaikan begitu saja kondisi dan situasi warganya agar kekuasaan efektif bisa terjadi. Pengenalan yang baik dapat terjadi bila pemangku kebijakan atau jajarannya mau turun ke lapangan untuk melihat kondisi warganya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: ["eprint_fieldopt_department_Faculty of Philosophy" not defined]
Uncontrolled Keywords: Keadilan, kebebasan, kesempatan, kekayaan hidup manusia, pendekatan kapabilitas.
Subjects: Philosophy
Divisions: Faculty of Philosophy > Philosophy Science Study Program
Depositing User: Handy Widiono
Date Deposited: 22 Jun 2018 05:34
Last Modified: 22 Jun 2018 05:34
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/14683

Actions (login required)

View Item View Item