Dinamika psikologis istri pertama yang dipoligami

Purwitasari, Diah (2008) Dinamika psikologis istri pertama yang dipoligami. Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.

[thumbnail of ABSTRAK]
Preview
Text (ABSTRAK)
Abstrak.pdf

Download (349kB) | Preview
[thumbnail of BAB 1]
Preview
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf

Download (631kB) | Preview
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (364kB)
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (271kB)
[thumbnail of BAB 4] Text (BAB 4)
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[thumbnail of BAB 5] Text (BAB 5)
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[thumbnail of LAMPIRAN]
Preview
Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Pernikahan dilakukan karena bertujuan membawa kedamaian sekaligus beribadah bagi pasangan yang melakukannya. Masyarakat pada umumnya melakukan pernikahan monogami karena selain dianggap menciptakan kedamaian, juga adil dan seimbang. Namun, nampaknya fenomena poligami yang kini semakin banyak dilakukan, sedikit banyak menyebabkan dampak psikologis yang negatif bagi istri terutama istri pertama yang tentu saja, tidak seorangpun istri yang rela dirinya dimadu. Hukum Islam pada dasarnya memperbolehkan bentuk perkawinan poligami. Walaupun demikian, Islam memberikan aturan tentang pelaksanaan yaitu menyangkut jumlah wanita yang boleh dinikahi dalam satu saat dan adanya keadilan kepada semua istri-istri. Disamping dua ketentuan pokok dibolehkannya poligami sebagai bentuk perikatan dalam pernikahan adalah adanya pertimbangan kemashalatan dan pelaksanaan poligami itu sendiri (Tutik & Trianto, 2007: 49-50). Seringkali laki-laki melakukan poligami tanpa alasan yang jelas, kondisi istri pertama yang kondisinya relatif “tidak bermasalah” (yaitu sehat secara rohani dan jasmani dan dapat memberikan keturunan), tetapi tetap saja suaminya melakukan praktek poligami. Suami yang berpoligami juga kerap mengabaikan kewajibannya pada istri dan anak. Sehingga setelah terjadi poligami, konflik marital bertambah kompleks dan mengakibatkan kecemasan pada istri pertama. Sehingga kasus ini sangat erat dengan kajian Psikologi Klinis dalam ranah kesehatan mental para istri yang dipoligami ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran bagaimana dinamika psikologis istri-istri yang suaminya menikah lagi dan timbul konflik marital sehingga mengakibatkan kecemasan dan usaha untuk melakukan coping. Metode yang digunakan adalah kualitatif, studi kasus dengan teknik wawancara mendalam. Subjek dari penelitian ini adalah perempuan yang suaminya menikah lagi sebanyak dua orang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, mendapati bahwa suami melakukan poligami tanpa alasan yang jelas dan diperkeruh dengan tindak KDRT sehingga menimbulkan banyaknya konflik marital. Akibatnya kedua informan mengalami gejala kecemasan baik psikologis maupun fisik. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan berbagai coping yang berbeda pada kedua informan. Informan pertama (WS) lebih banyak melakukan PFC, sedangkan informan kedua (SJ) lebih banyak melakukan EMC. Perbedaan usaha coping ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti latar belakang pengalaman, perkembangan nilai-nilai dan kapasitas diri (Oemarjoedi, 2003:17). Selain itu, ketrampilan dalam memecahkan masalah juga merupakan salah satu faktor dalam mempengaruhi individu untuk melakukan strategi coping (Mutadin, Strategi Coping, 2002).

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: ["eprint_fieldopt_department_Faculty of Psycology" not defined]
Uncontrolled Keywords: Kecemasan, strategi coping, poligami, konflik marital
Subjects: Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Psychology Study Program
Depositing User: Users 33 not found.
Date Deposited: 17 Nov 2015 02:55
Last Modified: 17 Nov 2015 02:55
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/3488

Actions (login required)

View Item View Item