Konsep kematian sebagai situasi batas menurut Karl Jaspers

Pamungkas, Felik Herjuno Krido (2016) Konsep kematian sebagai situasi batas menurut Karl Jaspers. Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.

[thumbnail of ABSTRAK]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAKSI_felix.pdf

Download (364kB) | Preview
[thumbnail of BAB 1]
Preview
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf

Download (432kB) | Preview
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (286kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 4] Text (BAB 4)
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 5]
Preview
Text (BAB 5)
7. BAB 5 - DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (777kB) | Preview

Abstract

Latarbelakang dari penulisan skripsi ini adalah keinginan penulis untuk merefleksikan secara kritis dan filosofis tentang kematian. Keinginan itu muncul karena kesadaran akan kepastian eksistensial kematian yang tak terelakkan menggelisahkan penulis dan mendorong penulis untuk memahami apa itu kematian. Ada banyak peristiwa kematian yang terjadi. Ada peristiwa kematian yang terjadi secara mendadak dan mengejutkan, namun ada juga yang tidak. Bahkan, ada juga peristiwa kematian yang terjadi secara tragis. Peristiwa kematian kerapkali menjadi peristiwa yang mengguncangkan batin seseorang. Ketika seseorang berhadapan dengan peristiwa kematian orang yang dikasihinya, ia akan merasakan kesedihan yang dalam. Ketika seseorang mengalami peristiwa-peristiwa yang terkait dengan kematiannya sendiri, akan mengalami kegelisahan yang kuat. Situasi krisis yang dihadapi seseorang yang berhadapan dengan kedua hal itu menyadarkannya bahwa kematian adalah situasi yang tak terelakkan oleh siapapun. Kesadaran akan kepastian itu membawa seseorang kepada kegelisahan eksistensial. Kematian merupakan peristiwa konkret yang ‘dialami’ oleh manusia. peristiwa kematian memiliki kepastian empiris yang dapat diterima secara obyektif. Selain itu kematian juga memiliki kepastian eksistensial sebagai situasi yang tak terelakkan oleh semua orang. Di satu sisi, sebagai peristiwa konkret yang terjadi secara biologis, kematian dipahami sebagai suatu fakta obyektif. Di sisi lain, sebagai suatu situasi yang tak terelakkan, kematian dipahami sebagai situasi batas. Itu berarti, kematian tak cukup hanya dilihat sebagai suatu peristiwa biologis saja. Ada makna lain yang perlu direnungkan lebih dalam lagi. Untuk itu, melalui penulisan skripsi ini, penulis berusaha merenungkan dan memahami gagasan kematian sebagai situasi batas menurut Karl Jaspers. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk merenungkan dan memahami apa itu kematian sebagai situasi batas menurut Karl Jaspers. Sebelum menjawab pertanyaan itu, perlu juga dipahami terlebih dahulu apa itu situasi batas. Setelah memahami keduanya, skripsi ini mengungkapkan cara yang ditawarkan oleh Karl Jaspers untuk menghadapi kematian sebagai situasi batas, yaitu transcending-thinking. Penulis berusaha merenungkan dan memahami apa itu kematian dari sudut pandang pemikiran Karl Jaspers. Secara spesifik, penulis merujuk pada pemikiran Karl Jaspers mengenai konsep kematian sebagai situasi batas. Metode yang penulis gunakan untuk memahami kematian sebagai situasi batas menurut Karl Jaspers adalah studi kepustakaan. Penulis menggunakan buku JASPERS, KARL, Philosophy Vol. 2, diterjemahkan oleh E. B. Ashton, University of Chicago Press, Chicago 1970 dan karya-karya Karl Jaspers lainnya sebagai sumber pustaka utama, beberapa tulisan para komentator atas filsafat Karl Jaspers sebagai sumber pendukung utama, dan beberapa buku pendukung lainnya. Ada tiga kesimpulan yang penulis ambil dari hasil studi pustaka tentang konsep kematian sebagai situasi batas menurut Karl Jaspers ini. Ketiga kesimpulan itu diambil dari jawaban atas ketiga pertanyaan pokok yang telah diajukan oleh penulis. Kesimpulan pertama merupakan jawaban atas pertanyaan apa itu situasi batas. Kesimpulan kedua merupakan jawaban atas pertanyaan apa itu kematian sebagai situasi batas. Kesimpulan ketiga merupakan jawaban atas pertanyaan bagaimana manusia menghadapi kematian sebagai situasi batas. Situasi batas berbeda dari situasi pada umumnya. Situasi batas adalah kondisi yang tak terelakkan oleh manusia. Oleh karenanya, situasi batas tak dapat ditiadakan. Situasi batas berstruktur antinomis, suatu paradoks. Ada empat situasi batas yang secara spesifik disebutkan oleh Karl Jaspers: penderitaan, perjuangan, rasa bersalah, dan kematian. Kematian sebagai situasi batas berbeda dengan kematian sebagai fakta objektif. Kematian sebagai situasi batas menunjuk pada kepastian yang tak terelakkan akan kefanaannya. Situasi batas kematian disadari seseorang ketika ia berhadapan dengan kematian orang yang dikasihi dan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan kematiannya sendiri. Kematian mencapai makna eksistensialnya sebagai situasi batas ketika kepastian akan kematian yang tak terelakkan membawa seseorang kepada kesadaran akan ketiadaan sebagai masa depannya. Kesadaran itu membuat orang mengalami kegelisahan eksistensial. Walaupun demikian, kepastian akan kematian juga membukakan jalan bagi seseorang untuk menjadi manusia yang otentik. Menghadapi situasi batas kematian berarti mengalaminya sebagai eksistensi dan mentransendensikannya sebagai Existenz. Bagi Karl Jaspers cara untuk menghadapi kematian sebagai situasi batas adalah transcending-thinking. Aktivitas ini adalah suatu aktivitas pikiran. Melalui aktivitas ini, seseorang berusaha mentransedensikan peristiwa yang menunjuk pada situasi batas kematian secara rasional. Aktivitas ini dilakukan melalui tiga lompatan: menyadari situasi aktual yang sedang dialami, memaknai situasi aktual yang sedang dialami, dan memutuskan untuk menyikapinya peristiwa yang dialami secara rasional.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: ["eprint_fieldopt_department_Faculty of Philosophy" not defined]
Uncontrolled Keywords: Karl Jaspers, kematian, situasi batas, kegelisahan eksistensial, transcending-thinking, manusia, otentik, Existenz, eksistensial
Subjects: Philosophy
Divisions: Faculty of Philosophy > Philosophy Science Study Program
Depositing User: Users 3477 not found.
Date Deposited: 25 Aug 2016 07:32
Last Modified: 01 Sep 2016 00:45
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/8243

Actions (login required)

View Item View Item