Hubungan tingkat kecemasan dengan derajat insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lanjut Usia Mekar Sari Mojo Surabaya Tahun 2016

Yola, Priska (2016) Hubungan tingkat kecemasan dengan derajat insomnia pada lanjut usia di Posyandu Lanjut Usia Mekar Sari Mojo Surabaya Tahun 2016. Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.

[thumbnail of ABSTRAK]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf

Download (630kB) | Preview
[thumbnail of BAB 1]
Preview
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf

Download (116kB) | Preview
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (435kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
Bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (498kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 4] Text (BAB 4)
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (357kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 5] Text (BAB 5)
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (125kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 6]
Preview
Text (BAB 6)
BAB 6.pdf

Download (232kB) | Preview
[thumbnail of LAMPIRAN] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Seiring berjalannya waktu, pada lansia akan terjadi berbagai perubahan fisik, mental dan spiritual. Gangguan mental yang sering dijumpai pada lansia yaitu kecemasan. Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam,dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Perasaan cemas umumnya menimbulkan berbagai gejala fisiologis (gemetar, berkeringat, kerja jantung meningkat) dan gejala psikologis (panik, tegang, bingung, tidak dapat berkonsentrasi). Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya. Insomnia disebabkan oleh masalah emosional dan gangguan kesehatan mental, diantaranya kecemasan. Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Insomnia memiliki gambaran klinis yang meliputi sulit memulai tidur, sering terbangun dari tidur, sulit tidur lagi setelah terbangun di malam hari, dan cepat bangunnya di pagi hari. Penelitian ini merupakan penelitian observasional bersifat analitik dengan pendekatan cross-sectional menggunakan metode consecutive sampling dengan jumlah sampel 43 responden. Data di analisis dengan menggunakan uji statistik Korelasi Rank Spearman. Penelitian ini menunjukkan hasil yang significant antara tingkat kecemasan dengan derajat insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Mojo Surabaya (p=0,000). Hasil penelitian responden yaitu mengalami kecemasan berat sebesar 9,3% dari 43 responden, sebagian para lansia mengalami kecemasan sedang 14%, kecemasan ringan 18% sedangkan yang tidak mengalami kecemasan sebesar 58,1%. Lansia yang mengalami insomnia berat yaitu sebesar 20,9% dari 43 responden, sedangkan sisanya mengalami insomnia sedang sedangkan yang tidak mengalami insomnia sebesar 32,6%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kecemasan membuat pikiran menjadi takut, gelisah dan tidak nyaman sehingga membuat lansia sulit untuk memulai tidur, mempertahankan tidur dan terbangun lebih awal dari tidur (insomnia). Tindakan mengatasi kecemasan dan insomnia pada lansia sangat dibutuhkan agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: ["eprint_fieldopt_department_Faculty of Medicine" not defined]
Uncontrolled Keywords: Kecemasan pada lansia, insomnia
Subjects: Medicine
Divisions: Faculty of Medicine > Medical Study Program
Depositing User: Users 3724 not found.
Date Deposited: 20 Jan 2017 03:07
Last Modified: 20 Jan 2017 03:07
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/9540

Actions (login required)

View Item View Item