Sistem epistemologi John Dewey dalam karyanya experience and education

Saputro, Vincentius Widi (2016) Sistem epistemologi John Dewey dalam karyanya experience and education. Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya.

[thumbnail of ABSTRAK]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAKSI_WIDI.pdf

Download (348kB) | Preview
[thumbnail of BAB 1]
Preview
Text (BAB 1)
Bab I Pdf.pdf

Download (784kB) | Preview
[thumbnail of BAB 2] Text (BAB 2)
BAB II Pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 3] Text (BAB 3)
BAB III Pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (342kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 4] Text (BAB 4)
BAB IV Pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 5]
Preview
Text (BAB 5)
BAB V Pdf.pdf

Download (450kB) | Preview

Abstract

Tujuan dari pendidikan sejatinya adalah peserta didik mampu memiliki pengetahuan sebagai bekal masa depannya serta menjadi manusia yang berkarakter, jujur, dan mandiri. Untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan tersebut, salah satu cara yang digunakan dalam pembelajaran adalah memberikan kesempatan bagi anak didik untuk secara mandiri dan kreatif membentuk dan mengembangkan pengetahuannya. Tugas guru adalah mendampingi serta mengarahkan anak untuk sampai pada daya kreatifitas dan kemandirian berpikir tersebut, bukan sebaliknya menghambat kreatifitas dan kemandirian anak didik dengan cara membatasi dan bersikap otoriter atau hanya sekedar memaksakan pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan tidak hanya bersifat transfer of knowledge (transfer pengetahuan), tetapi juga memberi kesempatan bagi anak didik untuk membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalamannya. Untuk sampai pada proses pendidikan di atas, diperlukan pengetahuan dasar tentang bagaimana pengetahuan itu bersumber dan berkembang. Pembahasan terkait definisi pengetahuan dan proses perkembangannya masuk dalam cabang filsafat yaitu epistemologi (filsafat pengetahuan). Oleh sebab itu, penulisan karya tulis ini bertujuan selain sebagai syarat menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) juga hendak memahami lebih dalam tentang sistem epistemologi, dalam hal ini sistem epistemologi John Dewey karena tidak dapat dipungkiri bahwa pemikiran epistemologi Dewey turut menyumbang pembaharuan dalam bidang pendidikan. John Dewey adalah salah satu tokoh pemikir epistemologi yang membangun sistem epistemologinya sendiri. Meskipun ia lebih dikenal sebagai salah satu tokoh pendiri aliran pragmatisme bersama Pierce dan William James, tetapi pemikiranya tentang epistemologi membawa angin segar dan menjadi dasar pada pola pendidikan yang berkembang di Amerika. Dewey memang tidak secara spesifik merumuskan sistem epistemologinya, tetapi dengan dasar pengalaman ia membangun sebuah sistem epistemologi yang memiliki dampak yang besar dalam pendidikan. Dewey membangun sistem epistemologinya dengan dua titik tolak, yaitu teori dari aliran pragmatisme dan sikap kritisnya terhadap pola pendidikan tradisional dan progresif. Dari pemikiran pragmatisme, Dewey melihat bahwa pengalaman menjadi dasar untuk membangun pengetahuan. Pengalaman yang dimaksudkan Dewey di sini adalah suatu interaksi aktif-pasif dari subyek manusia dengan lingkungan di sekitarnya yang terus berubah dan berkembang dalam perjalanan hidup manusia. Interaksi aktif dipahami sebagai upaya atau inisiatif yang muncul dari dalam diri manusia untuk mau terlibat dan berusaha menanggapi lingkungan tempat tinggalnya. Interaksi pasif dipahami sebagai pengalaman itu sendiri dengan segala kompleksitasnya yang tidak dapat dilepaskan dari hidup manusia. Pemahaman pengalaman yang demikian pertama-tama diungkapkan oleh Dewey sebagai tanggapan kritisnya dan penolakannya terhadap aliran pemikiran empirisme dan rasionalisme yang mereduksi paham pengalaman dari satu sudut pandang saja. Pengalaman juga bersifat dinamis, selalu berubah dan berkembang mengikuti perjalanan sejarah hidup manusia. Dengan sifatnya yang dinamis ini, pengalaman oleh Dewey dilihat sebagai suatu yang saling terkait dan berkesinambungan. Sistem epistemologi Dewey juga berangkat dari sikap kritisnya terhadap pola pendidikan tradisional dan progresif. Pola pendidikan tradisional dipandang oleh Dewey bersifat kaku dan terkesan memaksa serta dalam proses pembelajarannya membatasi kebebasan anak dalam mengembangkan pengetahuannya. Pola pendidikan progresif terkesan bebas dan cenderung hanya mengikuti keinginan anak tanpa ada arahan untuk membimbing dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini Dewey berusaha untuk tidak jatuh pada kedua pola tersebut, dan dengan paham epistemologinya yang meletakkan pengalaman sebagai dasar membentuk pengetahuan ia memperbaharui pola pembelajaran yang terjadi. Ada beberapa ungkapan untuk memahami sistem epistemologi Dewey yaitu pengalaman, interaksi aktif-pasif, pengalaman edukatif, prinsip kontinuitas atau berkesinambungan, prinsip kualitas, dan prinsip interaksi. Pengalaman menjadi unsur penting bagi seserorang dalam membentuk pengetahuannya. Pengalaman itu sendiri merupakan interaksi aktif-pasif yang keduanya saling terkait dan menjadi pembeda dengan pengalaman yang dipahami oleh aliran pemikiran rasionalisme dan empirisme. Pengalaman edukatif merupakan ungkapan Dewey untuk melihat apakah pengalaman itu mampu mengarah pada pembentukan pengetahuan atau tidak, dan pengalaman edukatif itu tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip yang seperti kontinuitas atau kesinambungan pengalaman, kualitas, interaksi. Prinsip-prinsip tersebut pada akhirnya menjadi hal yang sangat menentukan sebuah pengalaman dikatakan sebagai pengalaman edukatif atau tidak. Dengan sistem epistemologi yang menekankan pengalaman sebagai dasar untuk membentuk pengetahuan, Dewey sangat menekankan partisipasi aktif dan kemandirian dalam proses berpikir dari seseorang atau anak didik. Karena bagi Dewey pengetahuan itu tidak hanya sekedar transfer teori-teori dari guru kepada anak didik, tetapi lebih sebagai proses kreatif dan konstruksi anak didik itu sendiri. Pada akhirnya aktivitas atau praktek mandiri menjadi sarana yang paling ditekankan dalam pola pembelajaran di sekolah. Sehingga proses pembelajaran di sekolah tidak hanya berlangsung satu arah yaitu transfer pengetahuan guru kepada anak didik, tetapi anak didik juga terlibat secara aktif dan dapat membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalamannya. Dengan proses pembelajaran yang demikian, pengetahuan yang dibangun oleh anak didik mampu diaktualisasikan dalam kehidupannya di masyarakat dan mampu membawa dampak positif yaitu mampu menyelesaikan problem-problem sosial yang terjadi.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Department: ["eprint_fieldopt_department_Faculty of Philosophy" not defined]
Uncontrolled Keywords: John Dewey, epistemologi, pendidikan progresif, pengalaman, interaksi aktif-pasif, kontinuitas.
Subjects: Philosophy
Divisions: Faculty of Philosophy > Philosophy Science Study Program
Depositing User: Users 3478 not found.
Date Deposited: 25 Aug 2016 07:40
Last Modified: 01 Sep 2016 00:46
URI: http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/8241

Actions (login required)

View Item View Item